Sore itu, Rani, seorang data analyst dengan lima tahun pengalaman menerima tiga tawaran kerja sekaligus. Salah satunya dari perusahaan yang sedang ekspansi besar-besaran di sektor teknologi. Tapi, ada satu hal yang membuat Rani ragu: “Perusahaan ini kelihatannya besar, tapi aku nggak tahu mereka peduli atau tidak sama orang-orangnya.”
Alih-alih tergiur gaji tinggi, Rani justru menghabiskan malamnya menjelajahi laman LinkedIn, membaca ulasan Glassdoor, dan mencari tahu seperti apa keseharian orang-orang di balik nama besar itu.
Hari ini, talenta terbaik bukan hanya mencari pekerjaan, mereka mencari identitas, nilai, dan cerita. Dan employer branding menjadi kunci pembuka pintu itu.
Mengenal Employer Branding: Bukan Sekadar Nama, tapi Narasi
Employer branding adalah cara perusahaan membentuk dan memproyeksikan identitasnya sebagai tempat bekerja. Ini bukan tentang produk atau layanan, melainkan tentang bagaimana calon karyawan memandang reputasi, nilai, dan pengalaman bekerja di sana.
Dalam studi dari Universitas Ghent (Van Hoye & Lievens, 2009), employer branding terbukti menjadi salah satu prediktor kuat dalam keputusan pelamar kerja, terutama pada kelompok usia muda dan profesional yang highly-skilled. Semakin positif citra perusahaan, semakin tinggi pula niat melamar, bahkan jika faktor gaji disamakan.
Hal ini diperkuat oleh temuan dari LinkedIn Talent Trends Report 2023 yang menunjukkan bahwa:
- 75% kandidat mempertimbangkan reputasi perusahaan sebelum melamar,
- 69% lebih tertarik pada organisasi yang menampilkan cerita autentik karyawan, bukan hanya iklan HR,
- dan perusahaan dengan employer brand kuat mengurangi biaya perekrutan hingga 50%.
Daya Saing Talenta Berpindah ke Ranah Nilai
Dalam era di mana generasi milenial dan Gen Z mendominasi angkatan kerja, organisasi harus menyadari bahwa narasi perusahaan menjadi faktor penentu pilihan. Mereka ingin tahu:
- Apa nilai perusahaan ini?
- Apakah saya bisa berkembang di sana?
- Apakah mereka peduli pada keberagaman, fleksibilitas, dan kesehatan mental?
- Siapa pemimpinnya, dan bagaimana ia berbicara tentang timnya?
Employer branding bukan hanya dibentuk oleh HR, tetapi juga oleh cara atasan memperlakukan staf, bagaimana konflik diselesaikan, dan bagaimana perusahaan hadir dalam momen penting kehidupan karyawan semua itu terekam, terbaca, dan tersebar.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Organizational Behavior (Theurer et al., 2018), ditemukan bahwa pendekatan employer branding yang berbasis “employee-generated content” (konten yang dibuat oleh karyawan sendiri) jauh lebih berdampak dibanding promosi korporat yang kaku. Cerita tentang pengalaman nyata, baik dalam bentuk testimoni, video keseharian, atau behind-the-scenes—membangun kepercayaan yang lebih kuat.
Bukan tanpa alasan beberapa perusahaan rintisan yang belum punya nama besar bisa merekrut talenta hebat: karena mereka mampu menceritakan siapa mereka dan mengapa mereka layak diperjuangkan.
Investasi Jangka Panjang, Bukan Sekadar Strategi Rekrutmen
Employer branding yang baik tidak hanya membuat orang ingin bergabung, tapi juga membuat orang bangga bertahan. Ia bukan tugas satu divisi, melainkan hasil dari:
- budaya organisasi yang inklusif,
- kepemimpinan yang terbuka,
- sistem kerja yang adil,
- dan komunikasi yang jujur.
Membangun employer brand ibarat membangun kepercayaan: butuh waktu, konsistensi, dan integritas.
Hari ini, ketika orang membuka laman perusahaan Anda, aapa yang mereka rasakan? Apakah mereka melihat peluang, rasa aman, dan nilai yang sejalan? Atau justru merasa asing, ragu, dan akhirnya berpaling?
Jika Anda sendiri bukan bagian dari perusahaan tempat Anda bekerja sekarang, apakah Anda akan melamar ke sana?
Referensi
- Van Hoye, G., & Lievens, F. (2009). Tapping the grapevine: A closer look at word-of-mouth as a recruitment source. Journal of Applied Psychology, 94(2), 341–352.
- Theurer, C. P., Tumasjan, A., Welpe, I. M., & Lievens, F. (2018). Employer branding: A brand equity-based literature review and research agenda. International Journal of Management Reviews, 20(1), 155–179.
- LinkedIn Talent Solutions. (2023). Future of Recruiting Report.
- Harvard Business Review. (2023). Your Employer Brand Is Not What You Say—It’s What People Experience.
- Universum Global. (2022). Talent Insights Report: What Gen Z and Millennials Really Want at Work.
Penulis: Irfiani Triastari – Research & Development, Insight Indonesia